September 13, 2021

Peranan Venture Capitalist Dalam Mendanai Startup

Venture Capitalist

Saat ini, di Indonesia sudah mulai banyak Venture Capitalist bermunculan, bahkan ada juga yang dari luar negeri berdatangan ke Indonesia untuk membantu mengembangkan bisnis startup. Hal ini dikarenakan Indonesia sudah mulai memasuki era 4.0 dimana teknologi sudah mulai berjalan di setiap bisnisnya. Terutama dengan adanya program pemerintah untuk menelurkan 1000 startup dalam 5 tahun ke depan yang diharapkan ada 100 yang masuk ke level startup seri A, lalu ada 1 diantaranya yang bisa menjadi unicorn, tentunya akan menjadi pelecut ekosistem startup Indonesia menjadi lebih baik.

Salah satu cara yang dilakukan yaitu menyasar kepada startup yang masih berada di tahapan awal. Sehingga para investor bisa melakukan investasi di banyak portfolio startup dalam 1 waktu bersamaan. Para investor menargetkan bisa mendapatkan return 5 hingga 10 kali lipat jumlah uang yang mereka telah investasikan dalam kurun waktu tertentu, misal 5 hingga 10 tahun. Namun perlu diperhatikan bahwa kemungkinan mendapatkan return tersebut juga masih sangat kecil. Tipikal portfolio startup yang telah di-backup oleh investor kebanyakan, rata-rata hanya 1/3 dari portfolio mereka yang bisa mengembalikan return sebesar 5-10 kali itu, 1/3 lainnya break even/menghasilkan sebesar modal yang diberikan, dan 1/3 sisanya gagal atau tidak menghasilkan apa-apa.

Seorang pelaku Venture Capital yang profesional cenderung memfokuskan investasi mereka pada industri tertentu. Pengalaman investasi dan penyelidikan yang panjang membuat mereka tahu seluk beluk Venture Capital dengan baik, termasuk keuntungan dan kerugian yang akan didapatkan. Hal ini menjadi kompetisi tersendiri di kalangan para investor. Mereka berlomba-lomba untuk menemukan startup yang bisa menjelma menjadi perusahaan besar di masa depan. Startup yang berhasil bisa menjadi unicorn, yaitu sebutan untuk perusahaan yang nilainya mencapai 1 milyar dolar AS (sekitar 13 triliun rupiah). Namun potensi munculnya unicorn sangat kecil. Di Amerika Serikat saja hanya mencapai 0.15%.

Semuanya berawal "menitipkan” uang mereka kepada Venture Capitalist, plus mereka juga meminjamkan uang untuk management fee kepada Venture Capitalist untuk menjalankan dan mengawasi investasi mereka. Disebut meminjamkan karena ketika investasinya sudah menghasilkan return, Venture Capitalist harus mengembalikan return investasi plus juga uang management fee kembali kepada LP. Venture Capitalist kemudian akan mendistribusikan uang investasi LP tersebut ke beberapa startup yang masuk ke dalam radar dan kualifikasi mereka. Kemudian yang mereka lakukan adalah menunggu. Tidak literally hanya menunggu sih memang, mereka bisa memberikan advice, mereview kinerja berkala startup, dan mencari peluang untuk mendapatkan return dari investasi mereka.

Dari sinilah Venture Capitalist dapat return dari investasi saat mereka bisa Exit. Exit ini bisa beragam cara, misalnya saat startup yang mereka investasi IPO/go public, diakusisi/dijual, divestasi sebagian/seluruhnya dari Venture Capitalist yang lebih besar. Dari return tersebut sang Venture Capitalist biasanya mendapat 20% dari return investasi dan megembalikan 80%-nya plus management fee yang dulu pernah diberikan kepada LP. Dengan demikian, nilai jual perusahaan akan meingkat di akhir masa investasi. Seorang investor harus tahu kapan waktu yang tepat untuk melakukan exit dan mendapatkan keuntungan besar dari investasi yang dilakukan.

Posted by: capitalindo77 at 05:28 PM | No Comments | Add Comment
Post contains 473 words, total size 4 kb.




What colour is a green orange?




10kb generated in CPU 0.0042, elapsed 0.0124 seconds.
22 queries taking 0.0095 seconds, 31 records returned.
Powered by Minx 1.1.6c-pink.